Miris! Taman Budaya Medan Tertutup Bagi Seniman, Terpaksa Latihan di Trotoar

Akhirnya tanpa penjelasan, Taman Budaya Medan ditutup untuk seniman. Seluruh pintu pagar dikunci dan digembok. Belum lagi palang besi yang melintang

Editor: Admin
Para seniman latihan di trotoar di Jalan Perintis Kemerdekaan Medan, Sumut. (foto/ist)
MEDAN - Akhirnya tanpa penjelasan, Taman Budaya Medan ditutup untuk seniman. Seluruh pintu pagar dikunci dan digembok. Belum lagi palang besi yang melintang di pintu utama yang mengarah ke Hotel Mercury, di Jalan Perintis Kemerdekaan, Medan. 

Hal ini dikatakan Seniman Hafiz Taadi melalui pesan WhatsApp (WA) menanggapi, Medan Teater yang sudah dua hari ini latihan di trotoar jalan depan Taman Budaya Medan. 

Medan Teater yang selama ini latihan di Taman Budaya Medan, tiba-tiba diusir oleh Kabid Kebudayaan berinisial Ci dan seorang honorer berinisial, Win. Kedua orang ini terkesan arogan. Karena menurut cerita Gusmo salah seorang personil Medan Teater pada Rabu 3 Juli 2024 kemarin, bukan cuma sekali mereka diusir saat sedang latihan. 

"Kami sejak kemari Selasa (6/7) diusir saat sedang latihan untuk persiapan acara KPU di Open Stage. Sedang hari ini pintu semua dikunci, jadi kami latihan di sini di trotoar, " kata Gusmo diamini teman-temannya, Kamis (4/7/2024). 

Sementara itu Seniman Hafis Taadi mengatakan dirinya sudah mencoba menghubungi Kabid Dinas Pendidikan Kota Medan berinitial Ci tersebut namun tidak digubris. 

"Saya sudah menghubungi Ci, mempertanyakan mengapa ada kelompok teater yang diusir dan tidak boleh latihan di dalam. Namun tidak dibalas, " kata Hafis yang tidak abis mengerti dengan pengelola Taman Budaya saat ini. 

Tidak Relevan dengan Pernyataan Walikota Medan Bobby Nasution

Sejak Taman Budaya diambil alih Pemko Medan dan dikelola Dinas Pendidikan Kota Medan, Taman Budaya Medan terlihat eksklusif. Tidak mudah lagi memasuki ruang publik tersebut. 

Pintu pagar yang terbuat dari besi kokoh itu selalu tertutup. Jarak tiga meter dari pintu pagar dibuat palang besi bulat yang berat. Secara simbolis besi palang itu mengisyaratkan bahwa Taman Budaya Medan tidak lagi tempat Seniman dan umum. 

Bukan baru saat ini Seniman kesulitan masuk ke Taman Budaya Medan. Tepatnya sejak konflik internal antara Seniman dan Pemko Medan pecah. 

Bahkan Walikota Medan Bobby Nasution dalam satu pertemuan bersama Seniman Bobby Nasution telah menginstruksikan agar fasilitas Taman Budaya Medan dikembalikan fungsionya sebagai wadah Seniman berkarya. 

"Ya waktu itu saya sebagai fasilitatornya. Di situ sudah klir semuanya. Walikota sudah menginstruksikan dinas terkait agar membuka kembali Taman Budaya Medan. Tapi ada apa ini. Kemana walikota saat ini?"  kata Hafis Taadi. 

Sebelumnya yang juga mengaku risih latihan di Taman Budaya Medan akibat kekakuan yang dilakukan Taman Budaya adalah Teater Imago Medan. Teater Imago Medan melakukan aksi sosial dengan membuat adegan latihan di kawasan Kesawan. Aksi sosial tersebut kata Rizal Siregar sebagai bentuk sarkasme terhadap palang besi yang terkesan kaku dan arogan. 

Rizal Siregar yang juga Ketua Lembaga Kajian Kebudayaan Indonesia (LKKI) mengecam arogansi pengelolaan Taman Budaya Medan sebagai Ruang Publik. 

"Ini sangat kontradiktif dengan Kemenbudristek yang justru dalam program Indonesiana salah satunya Pemberdayaan Ruang Publik. Jadi aneh saja jika Dinas Pendidikan Medan justru menutup ruang publiknya, " kata Rizal Siregar. 

Munculnya parodi pendek yang dibuat Teater Imago Medan di Kesawan bermula dari saat Ketua Teater Imago Medan Ayub Badrin mau masuk ke Taman Budaya Medan dihadang oleh dua orang satpam. 

Padahal Ayub yang waktu itu datang bersama Rizal rindu pada Taman Budaya yang dulu tempat mereka digembleng semasa remaja. Ayub Badrin sempat bersitegang dengan Satpam, walau akhirnya diperbolehkan. 

Namun tiba-tiba mengejutkan, Taman Budaya yang semasa dikelola Pemprov Sumut sangat ramah dengan Seniman tiba-tiba ditutup akses masuknya bahkan mengusir Seniman yang tengah latihan pada pukul 21.00 WIB. 

Budayawan Agung Sunaryanto saat dihubungi mengatakan, apa yang dilakukan pengelola Taman Budaya Medan sama sekali tidak berbudaya. Tugas pengelola Taman Budaya Medan justru menjadi pelayan Seniman sesuai undang-undang Pengelolaan Ruang Publik. 

"Taman Budaya menyediakan petugas untuk melayani Seniman berkarya. Kerjasama itu akan melahirkan Seniman Seniman yang berkualitas yang akan mendukung kemajuan Kebudayaan bangsa," kata Agung, Kamis (4/72024).

Lanjut Agung, seluruh Taman Budaya di Indonesia kerjasama antara petugas pengelola Taman Budaya terjalin sangat baik. Apalagi Taman Budaya Yogyakarta. Sampai jam berapapun Seniman latihan tetap ada petugas yang mendampingi. 

"Pengelolaan Taman Budaya memang lebih soft bila dibanding dengan pengelolaan instansi lain. Seniman memang begitu. Mereka orang-orang kreatif yang kebanyakan bekerjsnya pada malam hari. Kalau di Yogya itu sudah paham mereka, " jelas Agung. 

Sementara itu baik Kepala Dinas maupun Kabid Kebudayaan Dinas Pendidikan Kota Medan saat dihubungi melalui selular tidak menjawab. [ss/rel]

Share:
Komentar

Berita Terkini

 
Desain: indotema.com